Makalah tentang bola volly | sejarah volly | teknik bermain volly
Makalah Volly !
|
Makalah tentang bola volly | sejarah volly | teknik bermain volly |
Di sana ia bertemu dengan James Naismith yang pada tahun 1891 menciptakan
olahraga bola basket. Setelah lulus, pada tahun 1895. ia mulai bekerja sebagai
Direktur Pendidikan Jasmani di YMCA di Massachusetts. Di sana ia menciptakan permainan bernama Mintoinette yang dirancang tidak seberat
basket agar cocok dimainkan orang-orang yang lebih tua. 9 Februari 1895 menjadi
hari kelahiran permainan ini.Dirancang berdasarkan olahraga lain asal Jerman bernama faustball,
permainan yang ini kemudian berganti nama menjadi volleyball (bola
voli).
Setelah bertemu dengan James Naismith (seorang pencipta
olahraga bola basket yang lahir pada tanggal 6 November 1861, dan meninggal
pada tanggal 28 November 1939), Morgan menciptakan sebuah olahraga baru yang
bernama Mintonette. Sama halnya dengan James Naismith, William G. Morgan juga
mendedikasikan hidupnya sebagai seorang instruktur pendidikan jasmani. William
G. Morgan yang juga merupakan lulusan Springfield College of YMCA, menciptakan
permainan Mintonette ini empat tahun setelah diciptakannya olahraga permainan
basketball oleh James Naismith.
Olahraga permainan Mintonette sebenarnya
merupakan sebuah permainan yang diciptakan dengan mengkombinasikan beberapa
jenis permainan. Tepatnya, permainan Mintonette diciptakan dengan mengadopsi
empat macam karakter olahraga permainan menjadi satu, yaitu bola basket,
baseball, tenis, dan yang terakhir adalah bola tangan (handball). Pada awalnya,
permainan ini diciptakan khusus bagi anggota YMCA yang sudah tidak berusia muda
lagi, sehingga permainan ini-pun dibuat tidak seaktif permainan bola basket.
Perubahan nama Mintonette menjadi volleyball
(bola voli) terjadi pada pada tahun 1896, pada demonstrasi pertandingan
pertamanya di International YMCA Training School. Pada awal tahun 1896
tersebut, Dr. Luther Halsey Gulick (Director of the Professional Physical
Education Training School sekaligus sebagai Executive Director of Department of
Physical Education of the International Committe of YMCA) mengundang dan
meminta Morgan untuk mendemonstrasikan permainan baru yang telah ia ciptakan di
stadion kampus yang baru. Pada sebuah konferensi yang bertempat di kampus YMCA,
Springfield tersebut juga dihadiri oleh seluruh instruktur pendidikan jasmani.
Dalam kesempatan tersebut, Morgan membawa dua tim yang pada masing-masing tim
beranggotakan lima orang.
Dalam kesempatan itu, Morgan juga menjelaskan
bahwa permainan tersebut adalah permainan yang dapat dimainkan di dalam maupun
di luar ruangan dengan sangat leluasa. Dan menurut penjelasannya pada saat itu,
permainan ini dapat juga dimainkan oleh banyak pemain. Tidak ada batasan jumlah
pemain yang menjadi standar dalam permainan tersebut. Sedangkan sasaran dari
permainan ini adalah mempertahankan bola agar tetap bergerak melewati net yang
tinggi, dari satu wilayah ke wilayah lain (wilayah lawan).
Demonstrasi pertandingan yang dibawakan oleh
kedua tim, serta penjelasan yang telah disampaikan oleh Morgan-pun telah
membawa sebuah perubahan pada Mintonette.Perubahan pertama yang terjadi pada
permainan tersebut terjadi pada namanya. Atas saran dari Profesor Alfred T.
Halstead yang juga menyaksikan dan memperhatikan demonstrasi serta penjelasan
Morgan, nama Mintonette-pun berubah menjadi Volleyball (bola voli). Pemilihan
nama Volleyball sebagai pengganti Mintonette-pun tidak dilakukan dengan tanpa
pertimbangan. Nama Volleyball dipilih berdasarkan gerakan-gerakan utama yang
terdapat pada permainan tersebut, yaitu gerakan memukul bola sebelum bola
tersebut jatuh ke tanah (volley).
Pada awalnya, nama Volleyball-pun dieja
secara terpisah (dua kata), yaitu “Volley Ball”. Kemudian pada tahun 1952,
Komite Administratif USVBA (United States Volleyball Association) memilih untuk
mengeja nama tersebut dalam satu kata, yaitu “Volleyball”. USVBA adalah
persatuan olahraga bola voli yang terdapat di Amerika Serikat. Asosiasi ini
pertama kali didirikan pada tahun 1928, dan pada saat ini USVBA lebih dikenal
dengan nama USAV (USA Voleyball). Setelah demonstrasi tersebut, komite YMCA
berjanji untuk mempelajari peraturan-peraturan permainan yang telah ditulis dan
diserahkan ke Morgan.
Beberapa peraturan yang pertama kali ditulis
oleh Morgan adalah penggunaan net setinggi 6 feet 6 inch (ukuran ini
disesuaikan dengan tinggi rata-rata orang Amerika yang pada abad ke-19 tersebut
ternyata lebih pendek), lapangan berukuran 7.6 x 15.2 m2, dan dimainkan oleh
beberapa orang pemain. Dalam peraturan lama tersebut, permainan terbagi atas
sembilan babak. Pada setiap babak, masing-masing tim memperoleh kesempatan
untuk melakukan servis (memukul bola di awal permainan/pukulan bola pertama).
Selain itu, dalam peraturan yang pertama kali dibuat tersebut tidak terdapat
batasan kontak antara pemain dengan bola, sebelum bola tersebut dapat dipukul dan
berpindah ke wilayah lawan. Jika pemain melakukan kesalahan ketika melakukan
servis, maka ia masih diijinkan untuk melakukan servis yang kedua. Sedangkan
pemukulan bola ke arah net akan dianggap sebagai sebuah pelanggaran dan
berakibat kehilangan skor, kecuali pada saat melakukan servis yang pertama.
Karena setelah servis pertama, masih terdapat kesempatan untuk melakukan servis
yang kedua. Akhirnya, merekapun memodifikasi dan menerbitkan peraturan tersebut
pada bulan Juli 1896.
Sejarah Perkembangan Bola Voli di
Indonesia
Indonesia mengenal permainan bola voli sejak
tahun 1982 pada zaman penjajahan Belanda. Guru-guru pendidikan jasmani
didatangkan dari Negeri Belanda untuk mengembangkan olahraga umumnya dan bola
voli khususnya. Di samping guru-guru pendidikan jasmani, tentara Belanda banyak
andilnya dalam pengembangan permainan bola voli di Indonesia, terutama dengan
bermain di asrama-asrama, dilapangan terbuka dan mengadakan pertandingan antar
kompeni-kompeni Belanda sendiri.
Permainan bola voli di Indonesia sangat pesat
di seluruh lapisan mayarakat, sehingga timbul klub-klub di kota besar di
seluruh Indonesia. Dengan dasar itulah maka pada tanggal 22 januari
1955 PBVSI (persatuan bola voli seluruh indonesia) didirikan di Jakarta bersamaan
dengan kejuaraan nasional yang pertama.
PBVSI sejak itu aktif mengembangkan
kegiatan-kegiatan baik ke dalam maupun ke luar negeri sampai sekarang.
Perkembangan permainan bola voli sangat menonjol saat menjelang Asian Games IV
1962 dan Ganefo I 1963 di Jakarta, baik untuk pria maupun untuk wanitanya.
Pertandingan bola voli masuk acara resmi dalam PON II 1951 di Jakarta dan POM I
di Yogyakarta tahun 1951. setelah tahun 1962 perkembangan bola voli seperti
jamur tumbuh di musim hujan banyaknya klub-klub bola voli di seluruh pelosok
tanah air.Hal ini terbukti pula dengan data-data peserta pertandingan dalam
kejuaran nasional. PON dan pesta-pesta olahraga lain, di mana angka menunjukkan
peningkatan jumlahnya. Boleh dikatakan sampai saat ini permainan bola voli di
Indonesia menduduki tempat ketiga setelah sepak bola dan bulu tangkis.
Untuk pertama kalinya dalam sejarah
perbolavolian Indonesia, PBVSI telah dapat mengirimkan tim bola voli yunior
Indonesia ke kejuaraan Dunia di Athena Yunani yang berlangsung dari tanggal
3-12 september 1989. tim bola voli yunior putra Indonesia ini dilatih oleh Yano
Hadian dengan dibantu oleh trainer Kanwar, serta pelatih dari Jepang Hideto
Nishioka, sedangkan pelatih fisik diserahkan kepada Engkos Kosasih dari bidang
kepelatihan PKON (pusat kesehatan olahraga nasional) KANTOR MENPORA. Dalam
kejuaraan dunia bola voli putra tersebut, sebagai juaranya adalah :
1.
Uni Sovyet
2. Jepang
3. Brazil
4. Bulagaria
5. Kuba
6. Yunani
7. Polandia
Sedangkan Indonesia sendiri baru dapat
menduduki urutan ke 15.Dalam periode di bawah pimpinan ketua Umum PBVSI Jendral
(Pol) Drs. Mochamad Sanusi, perbolavolian makin meningkat baik dari jumlahnya
perkumpulan yang ada maupun dari lancarnya system kompetisi yang berlangsung,;
sampai dengan kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun di luar negeri.
Pembinaan Bola Voli Di Indonesia
Perkembangan bola voli Indonesia dari tahun
ke tahun, tidak lepas dari sikap konsisten pihak Sampoerna Hijau dalam
mensponsori setiap event bolavoli di Indonesia baik ditingkat Nasional maupun
event-event lokal.Pembinaan bolavoli di Indonesia memiliki beberapa jenjang
pembinaan resmi PBVSI.
PROLIGA. Adalah event profesional Indonesia. Event ini dikemas dengan
penggabungan sebuah kompetisi bolavoli dengan entertainment agar permainan bolavoli
bisa melibatkan dan dapat dinikmati oleh banyak orang. Setiap tim yang
mengikuti event ini, diwajibkan untuk mengikat pemain – pemainnya secara
profesional.
LIVOLI. merupakan even pertandingan antarklub tertinggi di Indonesia.
Livoli diikuti 10 klub resmi PBVSI putra dan putri terbaik di Indonesia. Setiap
pemain yang berlaga pada even ini merupakan atlet binaan klub atau yang
berstatus anggota di klub yang bersangkutan. Melalui even Livoli akan
ditentukan peringkat klub secara nasional. Untuk klub yang berada diperingkat 2
terbawah akan terdegradasi dan wajib mengikuti even Kejurnas antarklub.
KEJURNAS. merupakan even yang mempertandingkan semua perwakilan
klub resmi daerah yang terdaftar di PBVSI. Klub yang berhak mengikuti kejurnas
adalah klub finalis pada even kejurda. Sedangkan untuk klub Finalis Kejurnas
memiliki hak promosi untuk mengikuti LIVOLI.
KEJURDA. Even ini dilaksanakan oleh masing-masing propinsi. Kejurda
merupakan tolok ukur tingkat keberhasilan pembina.
Teknik Dasar Permainan Bola Voli :
a. Servis
Teknik dasar pertama yang dikenal dalam
permainan bola voli adalah teknik melakukan servis. Secara sederhana, teknik
servis pada bola voli adalah pemain berdiri di belakang garis belakang
lapangan, melemparkan bola ke udara, kemudian memukul bola tersebut ke arah
lapangan atau area lawan. Meskipun terdengar sederhana, namun pada pelaksanaan
teknik ini juga ada beberapa hal yang harus menjadi perhatian.
Tujuan melakukan servis adalah semaksimal
mungkin mengarahkan dan menjatuhkan bola pada area lawan yang kosong atau
terlihat lemah, sehingga tidak dapat diterima oleh tim lawan. Atau, mengarahkan
bola ke area lawan dengan keras dan kecepatan yang tinggi, sehingga tim lawan
tidak mampu menahan atau mengendalikannya, dan diharapkan bola tersebut akan
keluar lapangan setelah tersentuh pemain lawan. Maka untuk memaksimalkan hasil
dari servis tersebut, seorang pemain yang melakukan servis tentunya harus mampu
mengatur arah dan kecepatan bola, sehingga tim lawan akan kesulitan untuk
menerima, menahan, maupun mengendalikan servis tersebut.Ketika bola yang
diservis tersebut mendarat ke area lawan secara langsung (tanpa menyentuh
pemain lawan), maka servis tersebut biasa disebut dengan “ace”. Sebutan
tersebut juga berlaku untuk servis yang keluar lapangan, setelah terlebih
dahulu menyentuh salah seorang pemain dari tim lawan.
Seiring dengan perjalanannya yang terus exist
di dunia olahraga, saat ini teknik servis juga telah mengalami banyak
perkembangan. Teknik servis dalam permainan bola voli telah berkembang menjadi
9 macam, yaitu:
1.Underhand dan Overhand Serve (Servis
atas dan servis bawah)
Underhand serve adalah melakukan servis atau
memukul bola dari bawah, yaitu pada ketinggian sekitar area pinggang pemain.
Underhand serve ini merupakan salah satu teknik servis yang termudah, dan juga
sebagai salah satu servis yang sangat mudah diterima oleh tim lawan. Maka dari
itu, teknik Underhand serve ini jarang sekali digunakan pada kejuaraan tingkat
tinggi. Sedangkan Overhand serve adalah teknik servis yang dilakukan dari atas,
yaitu dengan cara melemparkan bola ke udara kemudian memukulnya setelah bola
tersebut kembali turun mencapai ketinggian di atas bahu pemain.
2. Sky Ball Serve
Sky ball seve adalah sejenis teknik servis
underhand yang biasa dipergunakan dalam permainan bola voli pantai. Dalam Sky
ball serve, hasil pemukulan bola (servis) dibuat melambung sangat tinggi, dan
kemudian bola tersebut akan turun kembali dengan gerakan yang hampir membentuk
garis lurus. Tim bola voli pantai Brazil-lah yang telah menciptakan dan
menggunakan teknik servis ini pada awal tahun 1980-an. Saat ini, jenis teknik
servis tersebut sudah dianggap sangat kuno, sehingga sangat jarang dipergunakan
lagi
3. Line dan Cross_Court serve
Untuk membedakan kedua jenis servis ini dapat
dilihat dari arah gerakan bola yang menyeberang ke area lawan. Dalam hal ini,
arah gerakan bola dapat dibedakan menjadi dua, yaitu menyilang dan lurus
sejajar dengan garis memanjang pada lapangan bola voli.
4. Top Spin
Top Spin merupakan salah satu jenis Underhand
serve. Dalam teknik servis ini, bola yang dipukul mengenai bagian telapak
tangan sekaligus pergelangan tangan. Dengan teknik ini, bola akan melesat ke
area lawan dengan berputar. Putaran tersebut akan membuat bola melesat dan
jatuh ke area lawan dengan cepat, tajam, dan keras.
5. Floater
Teknik servis Floater dapat dilakukan dengan
cara melompat maupun hanya dengan berdiri saja. Pada jenis teknik Overhand
serve ini, bola yang dipukul tidak berputar. Servis akan melesat ke area lawan
tanpa gerakan berputar pada bola. Meskipun demikian, teknik servis ini akan
menghasilkan gerakan bola yang tidak dapat diprediksi oleh tim lawan
6. Jump Serve
Teknik Jump serve ini adalah salah satu jenis
teknik servis yang paling populer dan paling banyak digunakan di kalangan tim
bola voli tingkat perguruan tinggi maupun profesional. Teknik Jump serve ini
juga masih termasuk dalam kategori teknik Overhand serve. Pemain yang akan
melakukan Jump serve akan melempar bola tinggi ke udara, setelah sebelumnya
melakukan persiapan di luar garis belakang lapangan. Setelah itu, pemain
melakukan langkah pendekatan (penyesuaian) terhadap bola yang sedang bergerak
turun, kemudian ia akan melompat dan memukul bola tersebut dengan keras. Teknik
Jump serve ini akan menghasilkan servis dengan gerakan bola yang berputar,
sangat cepat, keras, dan tajam. Hal inilah yang membuat teknik servis ini
menjadi sangat populer di kalangan para pemain bola voli.
7. Jump Float
Salah satu jenis servis yang juga populer di
kalangan pemain bola voli tingkat perguruan tinggi dan profesional adalah Jump
float. Teknik Jump float ini hampir sama dengan teknik Jump serve dan floater.
Pada teknik ini, pemain akan melempar bola ke udara dengan ketinggian yang
lebih rendah dari teknik Top spin jump serve. Sedangkan kontak dengan bola
(pemukulan) tetap dilakukan di udara. Teknik ini akan menghasilkan servis
dengan arah bola yang tidak dapat diprediksi oleh tim lawan. Hal itulah yang
membuat teknik servis ini menjadi lebih populer dan banyak digunakan pada
kalangan perguruan tinggi dan profesional.
8. Round-House Serve
Pada teknik Round-House serve, pemain yang
akan melakukan servis berdiri di luar garis belakan lapangan, dengan posisi
salah satu bahu menghadap ke arah net. Setelah itu, bola dilempar tinggi ke
udara dan dipukul dengan menggunakan gerakan lengan yang berputar dengan cepat.
Pemukulan pada bola dilakukan dengan menggunakan telapak tangan. Hal ini akan
memberikan hasil servis dengan putaran bola yang tinggi.
9. Hybrid Serve
Salah satu kategori teknik Overhand serve
yang lain adalah Hybrid serve. Pada dasarnya, teknik Hybrid serve sama dengan
teknik Top spin serve. Teknik Hybrid serve ini juga akan menghasilkan servis
dengan arah gerakan yang sangat sulit untuk diprediksi oleh tim lawan.
b. Pass/Passing
Salah satu teknik dasar dan vital yang lain,
yang juga wajib dikuasai oleh setiap pemain bola voli adalah teknik pass. Tanpa
adanya penguasaan teknik pass yang baik, maka sebuah tim tidak akan mampu
menghadapi pertandingan dengan baik. Karena, pass adalah langkah awal yang akan
menentukan kemampuan sebuah tim untuk bertahan dan melakukan penyerangan.
Dengan adanya penguasaan teknik pass yang baik, maka seorang setter akan lebih
mudah dalam menyesuaikan arah dan tinggi bola yang akan diset. Dengan demikian,
sang attacker-pun akan dapat melakukan spike secara maksimal. Pass yang baik,
bukanlah pass yang hanya mampu mencegah bola agar tidak jatuh atau menyentuh
area timnya, tetapi juga harus mampu mencapai posisi setter dengan arah yang
tepat, serta dengan gerakan dan kecepatan yang stabil. Dengan demikian, sang
setter dan attacker akan mampu menciptakan berbagai variasi serangan dengan
mudah.
Sebenarnya, teknik pass ini dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu teknik Underarm pass (passing bawah) dan Overhand pass
(passing atas).
Underarm pass atau yang juga biasa dikenal
dengan sebutan bump, dilakukan dengan menggabungkan kedua lengan bawah menjadi
satu, dengan arah lurus ke depan. Bola yang jatuh akan mengenai kedua lengan
bawah pada bagian dalam. Teknik ini dilakukan dengan posisi yang rendah, yaitu
dengan ketinggian sekitar batas pinggang pemain.
Sedangkan Overhand pass adalah teknik pass
yang dilakukan dengan menggunakan ujung jemari tangan, seperti ketika melakukan
set. Teknik ini dilakukan pada posisi di atas kepala.
3. Umpan
1. Umpan Kedepan
Pengumpan menempatkan posisi badan dibawah
dan agak dibelakang arah gerak bola, kedua telapak tangan dan jari² membentuk
bulatan ½ lingkaran telah siap didepan atas muka dahi.
Jenis² Umpan :
a. Umpan Normal/Open.
Bola segera diumpan keatas dengan kekuatan
dorongan lengan, jari dan pergelangan tangan serta ayunan kaki. Usahakan bola
parabol keatas net dengan ketinggian lebih dari 2m dari tepi atas net. Bola
berada diantara smasher dan pengumpan sejajar net dengan jarak dari net ± 20cm
– 50cm.
b. Umpan Semi.
Perkenaan bola tepat diatas dahi segaris
dengan sumbu badan, dimana umpan dilakukan dengan gerak keatas depan,
ketinggian bola diatas tepi net antara diatas 1m s/d 2m. Penentuan kualitas
parabol dan jalannya bola tergantung kekuatan jari, pergelangan tangan dan
lengan. Timing pemberian umpan semi dilakukan bila smasher telah
kelihatan bergerak maju awalan dengan jarak ± 1m dari pengumpan.
c. Umpan Straight/Kamboja.
Parabol bola antara 0.5m s/d 1.5m dari tepi
atas net. Dorongan bola lebih dominan dibandingkan dengan gerak keatas untuk
parabol bola, Bola diatas net meluncur agak cepat dengan jarak 20cm – 50cm dari
net, dimana akhir parabol bola terletak diatas garis samping lapangan. Begitu
bola datang segera dipantulkan kedepan atas dengan cepat, setelah pengumpan
melihat smasher telah berawalan merapat dengan net diluar garis samping
lapngan. Timing pemberian umpan harus tepat, yaitu saat bola telah didepan atas
dahi dan smasher telah siap mengambil awalan
d.. Umpan Quick.
Teknik umpan ini memerlukan ketinggian
bola 50cm s/d 1m dari tepi atas net. Timing pemberian bola saat smasher telah
melayang keatas didepan pengumpan siap untuk memukul bola, biasanya pasing bola
datang, tunggu sebentar sampai smasher meloncat untuk menunggu bola diatas net.
Gerakan utama dalam umpan pendek ini adalah kekuatan jari dan pergelangan
pengumpan, perkenaan tangan terhadap bola sama dengan pelaksanaan umpan semi.
Arah umpan parabol vertical disebut quick A, sedangkan parabol straight disebut
quick B.
2. Umpan Kebelakang
Pengumpan menempatkan posisi badan dibawah
bola, badan agak dicondongkan kebelakang sedikit. Gerak jari & pergelangan
tangan lebih aktif, terutama ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah, lengan
segaris dengan kecondongan badan bagian atas saat pelaksanaan umpan. Pandangan
kebelakang sedikit untuk melihat jalannya bola kearah belakang. Jenis umpan
kebelakang sama dengan umpan kedepan.
Jenis² Smash.
1. Open
Pemukul melakukan gerak awalan setelah bola
lepas dari tangan pengumpan, bola dipukul dipuncak loncatan dan jangkauan
lengan yang tertinggi.
2. Semi
Setelah bola lepas dipasing kearah pengumpan,
pemukul harus mulai bergerak perlahan kedepan dengan langkah tetap menuju
kearah pengumpan. Begitu pengumpan menyajikan bola dengan ketinggian 1m
ditepi atas net maka secepatnya pemukul meloncat keatas dan memukul bola.
Disini kecepatan gerak harus lebih cepat dari pada smash dengan bola Open
3. Quick
Begitu melihat bola pasing ke pengumpan, maka
pemukul melakukan awalan secepat mungkin, dengan langkah yang panjang. Timing
meloncat sebelum bola diumpan dengan jarak satu jangkauan lengan pemukul dengan
bola yang akan diumpan. Pemukul melayang dengan tangan siap memukul, pengumpan
menyajikan bola tepat didepan tangan pemukul. Lakukan pukulan dengan
secepat²nya, gerakan pergelangan tangan yang cepat sangat baik hasilnya.
Loncatan smasher vertikal, jagalah keseimbangan badan pada saat melayang.
4. Straight
Smasher sebelum melakukan gerakan awalan,
terlebih dahulu bergerak kearah luar lapangan mendekati tiang net, smasher
melakukan awalan bergerak arah paralel dengan jaring. Begitu bola sampai
dibatas tepi jaring dengan ketinggian optimal bola, segeralah melompat dan
langsung memukul secepatnya. Proses menjalankan teknik ini lebih cepat
dibandingkan smash dengan bola semi.
5. Drive
Smash ini biasanya digunakan oleh pemain
untuk bola jauh dari net, saat meloncat smasher agak dekat dibawah bola,
berbeda dengan saat meloncat pada smash normal. Bola yang akan di smash
terletak diatas kanan bahu lengan pemukul. Gerak lecutan tangan dari depan atas
badan diputarkan kearah yang berlawanan dengan arah jarum jam, telapak tangan
membentuk cekungan seperti sendok. Cambukan keras, perkenaan bola dibagian
belakang kearah bagian muka dengan telapak tangan, aktifkan gerakan pergelangan
tangan . Gerakan cambukan harus dibantu oleh otot² perut, samping dan bahu.
Akibat cambukan kurve jalan bola akan panjang dan putaran bola menjauhi net,
bola bergerak dengan cepat dan tajam.
6. Dummy
Pemain melakukan gerakan sama dengan pada
waktu hendak melakukan smash, tetapi pada waktu kontak dengan bola, bola tidak
dipukul melainkan disentuh saja dengan jari tangan. Lengan pemukul tetap
bergerak dan dengan gerakan jari pemukul mengarahkan bola ketempat yang tidak
terjaga ditempat lawan. Bola dapat dilambungkan pendek atau panjang tergantung
pada situasi.
7. Bola 3 meter
Smash ini adalah serangan yang dilakukan dari
belakang garis serang, pemukul yang berfungsi sebagai pemain belakang pada saat
tolakan tidak boleh menginjak atau melewati garis serang, tetapi pada saat
mendarat boleh saja jatuh didalam garis serang.
8. Kijang
Biasanya umpan bola back, pemukul melakukan
langkah panjang dan naik dengan tolakan loncatan menggunakan satu kaki, pemukul
tangan kanan menolak dengan kaki kiri.
9. Double Step
Smash dengan menggunakan gerak tipu, disini
pemukul melakukan dua kali gerakan untuk melakukan tolakan meloncat. Tolakan
pertama hanya berupa tipuan untuk mengecoh block, baru pada tolakan kedua
pemukul meloncat dan melakukan serangan.
10. Step L
Smash ini hampir sama dengan smash normal,
tetapi gerakan awalan berbeda. Pemukul melangkah kedepan, kemudian melakukan
langkah kesamping sebelum tolakan, baru kemudian melompat naik untuk melakukan
serangan.
e. Block/Blokir
Teknik dasar yang lain, yang terdapat dalam
permainan bola voli adalah Block. Teknik ini digunakan untuk menahan serangan
yang dilakukan oleh tim lawan. Pertahanan dalam teknik block dapat berupa
menahan serangan lawan agar bola yang di-spike oleh pemain dari tim lawan tidak
mampu menyeberangi net dan tetap berada di area lawan. Atau pertahanan yang
berupa memperlambat gerakan bola yang telah di-spike oleh pemain dari tim lawan,
sehingga gerakannya menjadi lebih lambat dan lebih mudah untuk di kendalikan.
Sebagai salah satu teknik pertahanan yang
sangat dibutuhkan dalam permainan bola voli, maka sebaiknya setiap pemain harus
mampu menguasai teknik ini dengan baik.
Untuk melakukan teknik block, pemain berdiri dengan menggunakan kedua kaki
dalam posisi yang sejajar. Pada saat yang sama, kedua tangan diletakkan di
depan dada, dengan posisi telapak tangan mengahadap ke arah net dan dengan
jari-jari terbuka (dikembangkan) selebar mungkin. Untuk melakukan lompatan yang
maksimal, lutut ditekuk lebih dalam dengan posisi badan agak condong ke arah
depan. Setelah itu, lakukan lompatan dengan menggunakan kekuatan kedua kaki.
Pada saat melakukan lompatan, kedua tangan diayunkan lurus ke arah atas secara
bersamaan.
Agar pertahanan block dapat dilakukan secara
meluas, maka jari-jari tangan sebaiknya dibuka ketika melakukan block. Posisi
jari-jari yang terbuka ini akan semakin mempersempit jalur penyeberangan bola
melewati net, sehingga akan memaksimalkan fungsi block. Ketika spiker dari tim
lawan memukul bola, maka blocker yang sudah berada dalam posisi melayang di
udara segera menghadapakan kedua tangannya ke arah bola tersebut dan berusaha
untuk menguasai bola. Sewaktu tangan melakukan kontak dengan bola, pergelangan
tangan menekan dari arah atas ke depan bawah. Pada saat yang sama, jari-jari
kedua tangan sebaiknya ditegangkan agar dapat menahan tekanan bola dengan kuat.
Block yang baik adalah block yang ketika bola belum dipukul, tangan blocker
sudah berada dalam posisi mengurung bola. Setelah melakukan kontak (block)
dengan bola, maka blocker-pun mendarat kembali ke lantai dengan menggunakan
kedua kaki, dan dengan lutut yang lentur.
f. Dig
Untuk menyelamatkan bola agar tidak jatuh
setelah di-spike oleh tim lawan, maka biasanya seorang pemain akan melakukan
teknik Dig. Teknik ini biasanya digunakan dalam keadaan darurat. Ketika posisi
jatunya bola sudah berada dekat dengan lantai dan tidak dapat diselamatkan lagi
dengan menggunakan teknik pass, maka teknik Dig inilah yang akhirnya digunakan.
Pada dasarnya, teknik Dig ini sama dengan
teknik pass atau bump. Istilah Overhand dig digunakan ketika seorang pemain
melakukan Dig dengan menggunakan ujung jemarinya. Sementara Bump dig adalah
istilah yang digunakan untuk Dig yang dilakukan dengan menggunakan kedua lengan
yang digabungkan. Dalam teknik Dig, seorang pemain biasanya juga menampilkan
gerakan meluncur (dive), yaitu melemparkan tubuhnya ke arah depan untuk
menyelamatkan bola, yang kemudian mendarat dengan menggunakan dadanya.
Teknik Permainan Bola Voli
A. Strategi
Strategi merupakan rancangan langkah-langkah
yang sudah diprogram atau direncanakan, yang akan dilakukan ketika mengikuti
sebuah pertandingan.
Pada setiap tim bola voli, ada 5 posisi yang wajib diisi oleh pemain.
Ke-5 posisi yang terdapat pada permainan bola
voli tersebut adalah =
Setter
Setter adalah pemain yang dispesialisasikan untuk mengatur bentuk penyerangan.
Bola kedua setelah pass akan di set oleh setter, kemudian ia akan menempatkan
bola di udara agar dapat di spike oleh attacker. Dengan demikian, setter dan
attacker harus mampu menciptakan kerjasama dengan baik. Setter harus memiliki
kualitas yang bagus dalam menyesuaikan arah dan tinggi bola yang akan di spike.
Selain itu, setter haruslah seorang pemain yang lincah dan mampu bergerak
dengan cepat di area permainan.
Libero
Jika kita memperhatikan sebuah pertandingan
bola voli, maka pada setiap tim kita akan melihat seorang pemain yang
menggunakan seragam yang berbeda dengan semua pemain di timnya. Pemain dengan
seragam yang berbeda itulah yang disebut dengan libero. Dalam bahasa Italia,
libero mempunyai arti “bebas”. Sesuai dengan nama tersebut, maka libero adalah
pemain yang dapat secara bebas mengambil alih peran pemain yang lain. Namun,
dalam sebuah pertandingan, libero tidak boleh memiliki dua posisi atau berganti
posisi.
Pada dasarnya, libero bertugas untuk menerima
serangan-serangan (spikes) yang dilakukan oleh attacker tim lawan. Berdasarkan
fungsi utama tersebut, maka seorang libero tidak harus memiliki postur tubuh
yang tinggi seperti pemain yang lain. Hal ini karena seorang libero tidak
bermain di area yang dekat dengan net. Yang paling ditekankan bagi seorang
libero adalah kualitas pass yang baik, memiliki kecepatan gerak yang tinggi,
dan tentu saja harus memiliki stamina yang baik.
Blocker tengah (Middle Bolcker) atau spiker
tengah (Middle Hitter)
Middle blocker adalah pemain yang pada dasarnya bertugas menahan serangan
attacker dari tim lawan. Namun, Middle blocker ini juga dapat bertugas sebagai
seorang spiker. Biasanya, Middle blocker ini melakukan spike berupa quick hit.
Spiker luar (Outside hitter)
Outside hitter adalah seorang attacker yang
melakukan spike dari sisi kiri lapangan. Disebut “Outside hitter”, karena
ketika hendak melakukan spike, pemain ini biasanya selalu mengambil awalan dari
luar garis samping lapangan.
Spiker Kanan (Right Side Hitter)
Right spike hitter adalah lawan dari Outside
hitter. Pemain ini menempati posisi yang berlawanan dengan Outside hitter,
yaitu di sebelah kanan. Spike-pun dilakukan dari sebelah kanan. Biasanya, Right
side hitter adalah salah seorang pemain yang paling banyak melakukan spike
dalam sebuah pertandingan bola voli dibandingkan dengan pemain-pemain yang
lain.
Formasi
4-2, 6-2, dan 5-1 adalah tiga macam formasi
standar yang dikenal dalam permainan bola voli. Untuk pertandingan pada kelas
pemula, biasanya menggunakan formasi yang pertama, yaitu formasi 4-2. Sedangkan
pada permainan kelas tinggi, biasanya menggunakan formasi 5-1. Angka-angka
tersebut mengarah pada jumlah pemain yang akan berperan sebagai spiker dan
setter.
Formasi 4-2
Yang dimaksud dengan formasi 4-2 adalah, pada tim tersebut terdapat empat orang
pemain yang akan berperan sebagai spiker, dan 2 orang lainnya akan berperan
sebagai setter. Pada formasi ini, setter biasanya akan melakukan set dari
posisi tengah depan lapangan. Meskipun demikian, kadang setter juga melakukan
set dari posisi depan sebelah kanan lapangan. Dengan menggunakan formasi ini,
maka sebuah tim akan selalu memiliki dua orang spiker pada bagian depan.
Formasi 6-2
Pada formasi 6-2 ini, ke-6 pemain dapat berperan sebagai spiker. Dan pada saat
yang sama, dua dari enam pemain tersebut juga dapat berperan sebagai setter.
Intinya, formasi 6-2 ini sama dengan formasi 4-2, yaitu akan sama-sama memiliki
4 orang pemain yang berperan sebagai spiker dan 2 orang pemain sebagai setter.
Perbedaannya, yang berperan sebagai setter pada formasi 6-2 ini adalah pemain
yang berada pada barisan belakang. Pemain belakang akan masuk ke depan untuk
menjadi setter.
Formasi 5-1
Pada formasi 5-1, hanya ada satu orang pemain yang akan bertindak sebagai
setter. Ketika setter berada di posisi depan (baris depan), makan tim tersebut
akan memiliki 2 orang pemain yang akan berperan sebagai spiker. Sedangkan
ketika setter berada di barisan belakang,maka tim tersebut akan memiliki 3
orang pemain yang akan berperan sebagai spiker.
Peraturan-Peraturan Dalam Permainan
Bola Voli
a. Lapangan
Olahraga permainan bola voli dimainkan pada
sebuah lapangan yang berbentuk persegi panjang. Seiring dengan terus
berkembangnya permainan bola voli, maka standar-standar ukuran internasional
dan sarana pendukung pada lapangan bola voli-pun telah ditetapkan.
# Panjang Lapangan = 18 Meter
# Lebar
Lapangan = 9 Meter
Panjangan lapangan tersebut kemudian dibagi
dua dan dipisahkan dengan sebuah net yang dipasang pada dua buah tiang.
# Tinggi Net : Putra
= 2.43 Meter
: Putri
= 2.24 Meter
# Lebar = 1 Meter
Rod / Antena
Rod / antena terbuat dari bahan fiberglass.
Ukuran panjang : 180 cm Diameter : 1 cm Warna : selang
–seling (merah –putih atau hitam –putih) setiap 10 cm Antena dipasang tepat
pada pita batas samping kanan dan samping kiri lapangan, 100 cm menempel pada
net dan yang menonjol di atas net sepanjang 80 cm.
Dalam lapangan bola voli dikenal istilah
garis “3 meter” dari net. Garis tersebut berfungsi sebagai batas wilayah
penyerangan (attack line). Garis 3 meter tersebut kemudian membagi lapangan
menjadi dua bagian, yaitu barisan belakang (back row), dan barisan depan (front
row).
Kemudian, pada masing-masing bagian itu (back
row dan front row) masih dibagi lagi menjadi 6 area atau 6 titik. Pada keenam
area atau titik itulah yang merupakan posisi para pemain bola voli.
Area “1” merupakan posisi pemain yang akan
melakukan servis berikutnya. Setiap pergantian giliran untuk melakukan servis,
para pemain harus berputar searah dengan putaran jarum jam untuk mendapatkan
giliran melakukan servis. Dengan melakukan putaran searah dengan putaran jarum
jam, maka pemain pada posisi pertama akan digantikan oleh pemain yang
sebelumnya menempati posisi kedua. Sedangkan pemain yang awalnya menempati
posisi 1 akan bergeser ke posisi 6, begitu seterusnya.
Dalam aturan lapangan bola voli terdapat
istilah zona bebas (free zone). Zona bebas ini merupakan area yang mengelilingi
area tim. Para pemain dapat memasuki dan bermain di dalam zona bebas yang
memiliki lebar minimal 3 meter tersebut dengan bebas, setelah salah seorang
pemain melakukan servis. Batas-batas area tim ditunjukkan dengan menggunakan
garis-garis yang tergambar dilapangan. Sedangkan area penyerangan berada di
dalam area tersebut. Garis-garis area tim tersebut juga menentukan apakah bola
yang jatuh akan dinyatakan “masuk” atau “keluar”. Apabila bola yang jatuh masih
menyentuh garis area tim, maka bola tersebut dinyatakan “masuk”, dan tim lawan
akan memperoleh nilai. Namun, jika bola jatuh di luar garis area tim tanpa
menyentuh garis area tim, maka bola dinyatakan “keluar”.
b. Bola
Bola pada permainan bola voli berbentuk
bulat. Lapisan luar : kulit yang lentur Lapisan dalam : karet /
sejenisnya Jumlah lajur : 12 –18 lajur Ukuran berat : 250 –280 gram Keliling :
65 –67 cm Tekanan udara : 0,40 –0,45 kg / cm2
c. Bentuk-Bentuk Pelanggaran
1. Pukulan ketiga pada bola harus dapat
mengarah dan melewati net ke area lawan. Jika setelah dipukul sebanyak tiga
kali namun bola masih belum berpindah ke area lawan, maka hal ini dianggap
sebagai sebuah pelanggaran
2. Setiap pemain hanya diizinkan
menyentuh bola sebanyak satu kali, sebelum dioper ke pemain lain. Jika seorang
pemain menyentuh bola lebih dari sekali sebelum bola tersebut dioper ke pemain
lain (secara sengaja maupun tidak), maka hal ini dianggap sebagai sebuah
pelanggaran. Menyentuh bola ketika melakukan block tidak dihitung sebagai
pukulan, maka pemain yang menyentuh bola ketika melakukan block tersebut masih
diizinkan secara langsung untuk menyentuh atau memukul bola yang terlontar dari
block-nya.
3. Pelanggaran yang lain adalah
penggunaan waktu lebih dari 8 detik ketika melakukan servis.
4. Jika pemain memegang, mengangkat,
atau membawa bola (menyentuh bola dalam waktu yang lama, bukan memukulnya),
maka hal ini dianggap sebagai sebuah pelanggaran.
5. Spike yang dilakukan oleh pemain pada
baris belakang, sementara bola berada tepat di atas net akan dinyatakan sebagai
sebuah pelanggaran. Hal ini dapat dilakukan jika pemain tersebut melompat dari
belakang garis penyerangan (garis 3 meter), dalam hal ini pemain diperbolehkan
untuk mendarat di depan garis penyerangan.
6. Memukul bola yang masih terdapat di area
lawan dinyatakan sebagai sebuah kesalahan.
7. Menyentuh net dengan salah satu
bagian tubuh ( kecuali rambut), ketika permainan sedang berlangsung akan
dinyatakan sebagai pelanggaran.
8. Pelanggaran yang lain adalah ketika bola
mendarat (jatuh) di luar area tim yang sama, yaitu tim yang terakhir menyentuh
bola tersebut.
9 Pelanggaran yang terkadang juga
dilakukan oleh seorang pemain voli adalah melakukan block atau spike pada bola
yang belum melewati net secara sempurna, ketika tim lawan melakukan servis.
10.Tindakan lain yang dianggap sebagai sebuah
kesalahan adalah ketika pemain pada baris belakang bergabung melakukan block
dengan pemain pada baris depan.
11. Jika pemain depan dari tim server
melompat, melakukan gerakan block, atau saling berdiri berdekatan ketika salah seorang
pemain dari timnya melakukan servis dengan tujuan untuk menghalangi pandangan
tim lawan, maka hal ini juga dinyatakan sebagai sebuah pelanggaran. Tim
tersebut akan mendapat peringatan dari pihak wasit.
12. Pelanggaran yang lain adalah posisi
kaki pemain yang berada di dalam garis lapangan, atau menginjak garis belakang
lapangan ketika melakukan servis (sebelum bola melewati net).
d. Penilaian
1. Salah satu tim akan memperoleh nilai
secara otomatis jika bola jatuh di dalam garis area lawan atau ketika tim lawan
melakukan sebuah kesalahan. Dalam peraturan ini tidak meperhitungkan tim
manakah yang sebelumnya melakukan servis. Setelah itu, bola akan berpindah ke
tangan lawan, dan tim lawanlah yang selanjutnya akan melakukan servis
berikutnya.
2. Jika servis sebelumnya dilakukan oleh tim
yang memperoleh nilai, maka servis yang selanjutnya masih akan dilakukan oleh
pemain yang sama, yang sebelumnya melakukan servis.
3. Posisi pemain harus berputar searah dengan
putaran jarum jam jika servis yang sebelumnya tidak dilakukan oleh tim yang
memperoleh poin. Dengan demikian, servis akan dilakukan oleh pemain yang
sebelumnya menempati area 1.
4. Pertandingan pada setiap set
akan berakhir ketika salah satu tim memperoleh poin 25. 2 poin tambahan akan
diberikan ketika kedua tim memperoleh poin yang sama yaitu pada poin 24.
5. Biasanya, pertandingan akan
dilangsungkan dalam 5 set. Pada set pertama hingga set ke-4 akan dimainkan
hingga 25 poin. Sedangkan pada set ke-5, permainan hanya akan dimainkan hingga
15 poin. Tambahan 2 poin akan diberikan jika kedua tim mendapatkan poin yang
sama, yaitu pada poin 14.
Makalah tentang bola volly | sejarah volly | teknik bermain volly
Comment "Makalah tentang bola volly | sejarah volly | teknik bermain volly"
Post a Comment